Kamis, 28 Februari 2008

Drs. Ismeth Abdullah

Penerima Tanda Kehormatan Bintang Jasa Utama (12 Agustus 2003) ini dinilai berjasa besar terhadap negara dan bangsa Indonesia, khususnya meningkatkan pertumbuhan industri kecil dan menengah yang berbasis teknologi. Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam ini menunjukkan visi yang jauh ke depan melalui inisiatif dan dukungan pada program-program untuk mewujudkan Pulau Batam sebagai Intelligent Island dan Bio Island. Pada tahun 2000 ia juga telah menerima tanda kehormatan Satyalancana Pembangunan.

Pria kelahiran Cirebon, 29 September 1946 ini menjelaskan bahwa Intelligent Island berawal dari Inpres No.6 Tahun 2001 tentang pengembangan dan pemberdayagunaan Telematika di Indonesia. Pengertian Intelligent Island itu adalah knowledge/pengetahuan dalam penerapan di Batam akan dikembangkan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk telekomunikasi, media dan informatika (telematika) secara global yang akan membawa dampak pada perubahan pola pikir dan cara pandang masyarakat dalam melakukan berbagai kegiatan yang berorientasi pada aspek kemudahan dan kecepatan dalam pertukaran akses informasi.

Penggunaan dapat di segala sektor, seperti di pemerintahan, kalangan usaha, pendidikan, pasyarakat, sehingga akan didapat effisiensi yang tinggi. Penerapannya di imigrasi Batam sudah berjalan dengan penggunaan SMART-CARD bagi tenaga kerja dan pengusaha asing yang masuk di Batam, tanpa menggunakan paspor untuk di cap stempel. Di Bea Cukai sedang dirintis untuk pemasukan barang-barang dari luar negeri supaya terdata, juga untuk barang-barang yang akan di export.

Sementara, Bio Island adalah untuk menjadikan Batam sebagai daerah usaha di bidang agroindustri dengan menggunakan teknologi tinggi, sehingga akan didapat basil produksi yang tinggi, mutu yang baik, dengan harga yang kompetitip. Contohnya, penanaman sayur-sayur dan buah-buahan dengan Bio-teknologi, tidak lagi memerlukan lahan yang luas, tapi panen dapat dilakukan beberapa kali dengan mutu sesuai standar untuk di ekspor. Demikian pula dalam hal pembudidayaan ikan dengan sistem keramba atau tambak dengan lahan yang tidak perlu besar dapat menghasilkan produksi yang berlipat ganda.

Lulusan The Economic Development Institute of the World Bank, Washington, D.C. USA, ini memulai karir sebagai Staf Peneliti LPEM-FEUI Jakarta (Tahun 1971- 1973). Kemudian menjadi Manager Proyek PT. PDFCI, suatu perusahaan swasta yang bergerak di bidang Keuangan yang didirikan pada tahun 1973 oleh Bank Indonesia dengan IFC (Bank Dunia) untuk membantu pembiayaan pengembangan sektor industri, manufaktur, pertanian, perikanan, dll (Juli 1974-1985).

Setelah itu, suami dari S. Aida N. Ismeth, SE, MM ini pun dipercaya menjadi Direktur Pemasaran Bank Bukopin. Saai itu, bank ini telah memberikan kredit kepada lebih dari 1500 Koperasi dan Usaha Kecil di seluruh Indonesia (Juli 1985-Juli 1989). Selepas dari Bank Bukopin ia menjabat Staf Ahli Komisaris Utama pada Bank Kesejahteraan Ekonomi yang 70% sahamnya dimiliki oleh IKP-RI (Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia). Bank milik Pegawai Negeri ini telah memberikan bantuan kredit Perumahan kepada Koperasi Pegawai Negeri di seluruh Indonesia dalam rangka mencukupi kebutuhan Perumahan Pegawai Negeri diseluruh Indonesia (Januari 1990- sekarang).

Sejak Oktober 1989 sampai Juli 1998, ayah dari tiga anak (Rahmatsyah Ramadani, Abdul Haris dan Fatria Chairany) ini pun dipercaya sebagai Pimpinan Harian/Chief Executive Dewan Penunjang Ekspor, suatu badan yang didirikan oleh Pemerintah RI dan Bank Dunia melalui Departemen Perindustrian dan Perdagangan yang bertugas membantu eksportir kecil dan menengah dalam mengembangkan ekspornya, berupa bantuan teknis, produksi, pemasaran, tenaga ahli, dll. Sudah sekitar 1000 eksportir kecil dan menengah di seluruh Indonesia yang pernah mendapat bantuan.

Setelah itu, sejak Juli 1998 ia pun dipercaya menjabat Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam menggantikan BJ Habibie. Pada tahun 2000 ia menerima tanda kehormatan Satyalancana Pembangunan. Sebelumnya (1997), ia menerima Piagam Penghargaan Menteri Koperasi dan Pengusaha Kecil dan Menengah, dalam rangka mengembangkan usaha para eksportir kecil dan menengah di seluruh Indonesia.